Sejarah Bagaimana Warna Pastel Menjadi Tren pada Abad ke-18

Sejarah Bagaimana Warna Pastel Menjadi Tren pada Abad ke-18

Warna pastel menjadi tren telah menjadi bagian penting dari estetika modern, baik dalam mode, seni, maupun desain interior. Namun, tahukah Anda bahwa warna pastel pernah menjadi simbol status, keanggunan, dan inovasi artistik yang luar biasa pada abad ke-18?

Warna pastel adalah warna dengan saturasi rendah, sehingga terlihat lembut, tenang, dan menenangkan. Palet pastel biasanya mencakup warna-warna seperti biru muda, merah muda pucat, hijau mint, kuning lembut, dan lavender. Warna ini sering diasosiasikan dengan keindahan yang halus dan romantis, menciptakan suasana yang ringan dan elegan.

Mengenal Apa Itu Warna Pastel?

Warna Pastel Menjadi Tren di masa lalu dengan memahami sejarah dan makna warna dalam budaya, kisah pastel adalah salah satu contoh paling menarik.

Pada abad ke-18, warna pastel tidak hanya populer karena keindahannya. Tetapi juga karena teknik artistik dan teknologi baru yang memungkinkan seniman dan desainer untuk menggunakannya secara luas.

Warna pastel menjadi tren dan awal mendapatkan namanya dari medium pastel, yaitu batang pigmen berwarna yang digunakan untuk menggambar. Medium ini pertama kali muncul di Italia pada akhir abad ke-15, tetapi penggunaannya masih terbatas.

Popularitas pastel baru benar-benar meledak di abad ke-18. Terutama karena seniman-seniman seperti Rosalba Carriera, Maurice Quentin de La Tour, dan Jean-Baptiste Perronneau.

Pastel memungkinkan seniman menciptakan efek warna yang halus dan tekstur yang lembut, ideal untuk potret yang ingin menangkap keanggunan dan kelembutan wajah manusia. Keunggulan pastel dibandingkan cat minyak adalah kemampuannya menghasilkan warna-warna terang yang cerah, bahkan pada media seperti kertas gelap.

Peran Rokoko dalam Membawa Warna Pastel Menjadi Tren ke Puncak Popularitas

Salah satu alasan utama warna pastel jadi tren di abad ke-18 adalah gaya seni dan arsitektur Rokoko, yang berkembang pesat di Eropa, khususnya Prancis. Rokoko adalah gaya yang ditandai dengan ornamen yang mewah, detail yang halus, dan palet warna yang cerah namun lembut.

Marie Antoinette, ratu Prancis yang terkenal dengan gaya hidupnya yang glamor, adalah salah satu ikon mode yang mempopulerkan warna pastel. Gaun-gaun ratu sering kali dihiasi dengan warna merah muda lembut, biru pucat, dan krem, yang menjadi simbol keanggunan dan feminitas.

Pengaruh Marie Antoinette menjadikan warna pastel tidak hanya tren dalam mode, tetapi juga dalam dekorasi interior, perhiasan, dan bahkan perabotan. Keberhasilan warna pastel tidak lepas dari perkembangan teknologi pewarnaan dan produksi pigmen.

Pada abad ke-18, kimiawan mulai mengembangkan pigmen baru yang lebih stabil dan mudah digunakan, termasuk pigmen pastel. Biru Prusia (ditemukan pada awal abad ke-18) menyediakan warna biru lembut yang banyak digunakan dalam seni dan mode.

Pewarnaan tekstil menggunakan teknik alami seperti madder untuk merah muda dan weld untuk kuning pucat semakin berkembang, memungkinkan warna pastel menjadi tren hadir dalam pakaian sehari-hari. Kemajuan ini mempermudah seniman dan desainer menciptakan warna-warna yang lebih beragam dan konsisten, sehingga pastel menjadi lebih terjangkau dan populer.

Warna Pastel Menjadi Tren sebagai Simbol Status

Pada abad ke-18, warna pastel menjadi simbol status sosial di kalangan aristokrasi. Mengapa? Karena bahan dan proses untuk menciptakan warna pastel pada tekstil atau seni sangat mahal dan membutuhkan keterampilan tinggi.

Hanya kalangan bangsawan dan borjuis kaya yang mampu membeli pakaian, lukisan, atau dekorasi rumah dengan warna pastel. Selain itu, warna pastel menjadi tren sering dikaitkan dengan kehidupan yang santai dan elegan, mencerminkan gaya hidup aristokrasi yang jauh dari kerja keras dan kesederhanaan.

Hal ini terlihat dalam lukisan-lukisan era Rokoko, di mana bangsawan sering digambarkan mengenakan pakaian pastel dalam suasana taman atau interior yang mewah. Penggunaan pastel dalam seni potret memberikan sentuhan baru yang lebih hidup dan realistis.

Seniman seperti Rosalba Carriera, seorang pelukis asal Italia, terkenal karena kemampuannya menangkap kelembutan wajah manusia dengan pastel. Carriera bahkan dianggap sebagai pelopor seni pastel modern, dan karyanya memengaruhi seniman di seluruh Eropa.

Di bidang mode, warna pastel menjadi tren palet utama untuk pakaian wanita, mulai dari gaun pesta hingga aksesori seperti topi dan sepatu. Prancis menjadi pusat tren ini, tetapi pengaruhnya menyebar hingga ke Inggris, Jerman, dan Italia.

Setelah Revolusi Prancis pada akhir abad ke-18, popularitas warna pastel mulai menurun. Gaya hidup mewah dan simbol aristokrasi yang melekat pada warna pastel tidak lagi relevan dalam era baru yang lebih mengutamakan kesederhanaan dan demokrasi.

Palet warna yang lebih gelap dan serius menggantikan pastel, mencerminkan perubahan sosial dan politik yang terjadi. Namun, warisan pastel tidak pernah benar-benar hilang. Warna ini kembali populer pada abad ke-19 dan ke-20.

Terutama dalam seni Impresionisme dan desain interior modern. Hingga hari ini, warna pastel menjadi tren terus menjadi bagian penting dari estetika global, baik dalam seni, mode, maupun budaya populer.

Warna pastel bukan hanya soal estetika; ia adalah simbol inovasi, status sosial, dan keanggunan yang mendefinisikan era Rokoko di abad ke-18. Dari seni hingga mode, pastel menciptakan revolusi dalam cara manusia memandang dan mengapresiasi keindahan.

Meski tren berubah seiring waktu, daya tarik warna pastel tetap abadi. Warna pastel menjadi tren mengingatkan pada masa lalu yang penuh keindahan dan kemewahan, sekaligus menawarkan fleksibilitas yang relevan dengan gaya hidup modern.