10 Tips Mengajarkan Anak Mandiri yang Efektif Sejak Dini

Mengajarkan anak mandiri menjadi bagian edukasi penting bagi masa depan si kecil. Mandiri atau tidak bergantung artinya mampu melakukan sendiri, bukan berarti tidak membutuhkan bantuan orang lain. Akan tetapi, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dengan baik.

Manusia tidak terlahir mandiri, sejak lahir sudah membutuhkan bantuan orang lain. Namun, seiring beranjaknya usia, maka sedikit demi sedikit seseorang harus bisa memiliki kemandirian. Sebab dengan menjadi mandiri artinya bisa bertahan hidup sendiri.

Mengajarkan Anak Mandiri Coba Gunakan 10 Tips Ini

Kemandirian bukanlah sifat yang dimiliki seseorang secara instan, tapi merupakan buah dari kebiasaan. Kebiasaan ini harus diajarkan dan ditumbuhkan semenjak dini. Oleh sebab itu, wajib bagi orangtua mengajarkan anaknya untuk mandiri sedini mungkin.

Dengan menjadi mandiri sejak dini, seseorang akan memiliki kepercayaan diri karena merasa mampu melakukan sesuatu. Sebaliknya, apabila tidak memiliki kemandirian, makan akan selalu merasa takut melakukan kesalahan.

Agar si kecil tidak menjadi orang yang selalu bergantung pada orang lain, takut salah, dan merasa tidak mampu, maka Anda sebagai orangtua perlu mengajarkan kemandirian sejak dini. Bagaimana caranya? Bisa ikuti 10 tips berikut:

  1. Beri Tanggung Jawab yang Dapat Dipenuhinya

    Mengajarkan anak mandiri bisa dimulai dengan memberikannya tanggung jawab untuk dipenuhi. Mulailah dengan tanggung jawab kecil sesuai dengan usianya, misalnya biarkan si kecil membantu pekerjaan di rumah. Sebagai contoh biarkan buah hati mengemas mainannya sendiri dan menyimpan mainan tersebut di dalam kotak mainan. Hal ini terlihat sederhana, tapi menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri si kecil.

  2. Hindari Menggenggam Tangan Anak

    Salah satu hal yang membuat si kecil sulit untuk mandiri adalah bimbingan orangtua terlalu memanjakan. Salah satunya adalah kebiasaan menggenggam anak, tanpa sadar hal ini membuat ketergantungan si kecil terhadap orangtuanya.

    Bukan hanya berdampak pada kemandirian, kebiasaan ini juga membuat orangtua terus menerus ikut campur urusan anak. Orangtua selalu memberi bantuan penuh sehingga tidak bisa mandiri dan ketika dewasa akan terus meminta tolong saat ada masalah.

    Mulailah melepaskan genggaman tangan pada si kecil, ajarkan beberapa pekerjaan dan bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan itu dengan lebih mudah. Ini akan melatih si kecil menemukan solusi dari masalah dan mengajarkannya bertanggung jawab.

  3. Hindari Ikut Campur

    Cara mengajarkan anak mandiri berikutnya adalah hindari ikut campur secara berlebihan. Mulailah berikan tugas dan tanggung jawab kepada buah hati tanpa banyak ikut campur. Sebagai contoh ketika harus mengerjakan tugas sekolah, sebaiknya biarkan si kecil melakukannya sendiri dan orangtua hanya mengawasi serta memberi bantuan kecil. Biarkan si kecil tahu bahwa mengerjakan tugas adalah tanggung jawabnya sendiri.

  4. Biarkan Anak Mengambil Keputusan

    Tips berikutnya adalah membiarkan buah hati mengambil keputusan sendiri untuk berbagai hal, disesuaikan dengan usianya. Misalnya, ketika memilih pakaian yang dikenakan atau saat membeli camilan. Hal kecil seperti ini dapat membuat si kecil mengetahui apa yang diinginkannya. Misalnya ketika membeli camilan, Anda berikan penawaran hanya boleh membeli 2 macam dan si kecil menurutinya. Hal sederhana ini akan berimbas besar pada kemampuan anak melatih kemandiriannya dalam mengambil keputusan.

  5. Beri Anak Ruang

    Mengajarkan anak mandiri bukan dilakukan dengan memberi kekangan justru harus diberikan ruang agar bisa menjadi kebiasaan baik yang tumbuh dan berkembang sendiri. Beri ruang untuk melakukan pilihan, menemukan solusi masalah, dan menyelesaikan tugasnya. Ingat, anak-anak cenderung membutuhkan waktu lebih banyak dibanding orang dewasa untuk menyelesaikan tugas. Jadi, berikan ruang agar mereka bisa menyelesaikan tanggung jawabnya.

  6. Empati pada Anak Juga Perlu

    Menjadikan si kecil mandiri bukan berarti harus selalu memberinya tugas dan tanggung jawab. Banyak orangtua salah menafsirkan melatih kemandirian hingga bersikap terlalu keras cenderung otoriter. Anda tidak perlu bersikap keras dan memaksa, sebab empati juga diperlukan dalam mendidik anak. Edukasi tanpa empati akan membuat si kecil merasa tidak dicintai. Jadi, bersikap tegas tetap dibarengi dengan kasih sayang tulus terhadap buah hati.

  7. Jangan Menjadikan Kesalahan sebagai Masalah Besar

    Melakukan kesalahan dan gagal merupakan hal wajar bagi setiap orang, terutama anak-anak. Bahkan bisa saja kesalahan terulang beberapa kali karena berbagai alasan. Untuk mengajarkan anak mandiri hindari berfokus pada kesalahan dan kegagalan tersebut, terutama jangan menyalahkan. Karena ini bisa menurunkan kepercayaan diri dan menghambat perkembangan kemandirian.

  8. Tidak Mengoreksi Berlebihan

    Ketika anak melakukan kesalahan jangan mengoreksi secara berlebihan, tapi bantulah agar ia menyadari kesalahannya dan memperbaikinya. Ketika menemukan si kecil melakukan kesalahan, tunjukan di mana kesalahannya dan bantu memperbaikinya.

  9. Ajarkan Cara Memecahkan Masalah

    Semua manusia akan mengalami masalah, bahkan anak kecil sekalipun. Misalnya, ketika dihadapkan pada sebuah tugas sekolah yang rumit, maka beritahu anak bahwa tugas tersebut harus diselesaikan sendiri. Untuk mengajarkan anak mandiri harus memberitahunya bahwa ada tanggung jawab harus dipenuhi. Bimbing buah hati untuk menemukan solusi permasalahannya bukan jari orang yang menyelesaikan masalahnya.

  10. Berikan Dorongan Positif

    Jangan ragu untuk memberikan pujian ketika anak berhasil melakukan sesuatu, karena hal ini akan memberikan kebanggaan dalam dirinya. Dalam dirinya akan muncul perasaan bahwa ia mampu menyelesaikan tugas yang diberikan. Akan tumbuh kepercayaan diri karena mampu menyelesaikan tugasnya sehingga di kemudian hari ketika berhadapan dengan tugas maupun tanggung jawab, anak akan merasa yakin bisa menyelesaikannya.

Membentuk kemandirian memang tidak instan, dibutuhkan waktu serta pembiasaan diri sehingga bisa memiliki rasa percaya diri dan keyakinan bahwa ada kemampuan dalam diri untuk menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, mengajarkan anak mandiri harus dilakukan sejak dini agar sifat ketergantungan pada orangtua maupun orang sekitarnya dan sifat manja tidak melekat pada anak.